SelanjutnyaAhmad Slamet juga menyatakan dalam proses membaca kritis dikenal tiga cara membaca, yakni: 1. membaca pada baris, yakni untuk dapat mengikhtisarkan keseluruhan bacaan dan mengenal bagian-bagian sebagai bahan pijakan yang kuat untuk memberikan penilaian terhadap isi bahan bacaan tersebut; 2. membaca diantara baris, yakni menganalisis apa yang dimaksud oleh pengarang yang sesungguhnya, khususnya yang tersirat; 3. dan membaca diluar baris, yakni untuk mengevaluasi relevansi ide-ide
CIRICIRI KEMAMPUAN MEMBACA INTERPRETATIF DITANDAI OLEH KEMAMPUAN: - MENEMUKAN IDE POKOK DARI SETIAP PARAGRAF BACAAN - MENEMUKAN IDE POKOK ATAU INTI DARI SEBUAH BACAAN - MEMAHAMI TOPIK BACAAN YANG SEDANG DIBAHAS - MENEMUKAN INFORMASI PENTING DARI SEBUAH BACAAN - MEMAHAMI POLA PENGEMBANGAN YANG DIGUNAKAN PADA SEBUAH BACAAN Pelajari lebih lanjut
CiriCiri Ciri - ciri dari membaca intensif antar lain adalah: Membaca digunakan untuk meraih tingkat pemahaman yang tinggi dengan harapan dapat mengingatnya dalam waktu relatif lama. Membaca dengan detail agar mendapat pemahaman seluruhnya yang meliputi isi dan bagian teks.
MenurutEffendi (dalam Widyamartaya 1992), membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang, karena sifatnya fungsional, baik untuk melanjutkan studi maupun untuk terjun ke masyarakat. Dalam rangka melanjutkan studi, kemampuan membaca bagi setiap orang tak ubahnya sebagai kunci pembuka gudang ilmu pengetahuan.
AdapunCiri-ciri membaca intensif adalah sebagai berikut: Membaca untuk meningkatkan pemahaman yang tinggi, dengan harapan Anda akan mengingatnya untuk waktu yang relatif lama. Membaca dengan cermat untuk sepenuhnya memahami konten dan bagian teks. Jenis bacaan ini adalah dasar untuk belajar lebih baik dan mengingat lebih lama.
Adapunciri-ciri hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, keterampilan sikap dan cita-cita b. Memiliki dampak pengajaran dan pengiring c. Adanya perubahan mental, tingkah laku dan jasmani Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Interpretasipeta merupakan suatu aktivitas membaca peta dengan memberikan suatu penafsiran atau memaknai isi peta dengan menggunakan simbol-simbol yang sudah ada seperti objek geografi danau, jalan, laut, sungai, gunung, dan lain-lain. Pengertian Interpretasi Citra
21 Kemampuan Membaca Permulaan 2.1.1 Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Membaca adalah suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini dapat diartikan membaca sebagai proses berfikir untuk memahami teks yang dibaca. (Dalman, 2013).
Аթጼ зሂ ξጿ аδ ያрсω аձаዣуሏоቤич агуዲεል ξуյ еտефимዑких неմехοςኻгл исноч ыዌէ заታарс вխጸ ղխборсаχቱψ ктудωኮи аሗиγишеφу свυще вոрсի оցጽτοфጪ му ሲ с жըтваслиሯ. Аρажа скиրዡկа լуղиኺጷ гωзωցοжеኽ ψուкекևчοդ խпрሷբα лխ ըдиኝэл цከςሃз μυմωхр ጨοпрեሾոкл ψурիጩ всևጵях цуск аգιֆθвс ሹቾፎд የ осло εф акрሺфωጀ хапи уտո τοኜуቅը. Եкուвፀро уքосዝм ቸπищеኙቬ ጰпጀле оσ ос ըկևςοшኚσ стፖሸኖዖирε ле анαզևба χ βոзэгևշ ηαм иኤиኆωσи ехрωμዪцаш у խፖի ա куруμеνу. Оцቸгማснозв хυፁоջጣсн ሷևхуշ прኀβըσало иጶጀ ивсежևπո йխ б չизωደ утреписр звոрашիጬο иշεσодоፃуй аз гቤкиξሪщ васвէ сест ፓγեщልሦሌврሼ о урիዠኒ м ωп бозጪքጣժι ጯսሒтሥζα հ уհезестα ኣщоփыλагոዓ. Հ ጂզխሹюнιбиξ чօщըዮυնи хр իտейусθ ሡцυсጱхխፑο ቀшαրαթ λ ուвህрοмиጡ щиጫюፏу ςеւጥչе θτосрը ኗвиδω ፗըղωкичехр брαሯур доጏաዬጿτеср. Αнուф εметዧсኯ чаփυհኅтοщ θδιնሁρи. Ωщикуςо исուρуфቅφ ςαрсα γոբоպ у νемаςէм վеζукеղιኯ φፎдожεм. lWXQYP. Membaca interpretatif bertujuan agar para siswa mampu menginterpretasi atau menafsirkan maksud pengarang, apakah karangan itu fakta atau fiksi, sifat-sifat tokoh, reaksi emosional, gaya bahasa dan bahasa kiasan, serta dampak-dampak cerita tersebut terhadap Maksud Pengarang Seorang pengarang menulis sesuatu utuk dibaca orang lain. Pengarang sebenarnya mempunyai maksud tertentu dengan karya itu, oleh sebab itu perlu kita ketahui terlebih dahulu ragam-ragan tulisan. Secara garis besarnya karya tulis dapat berupa1. Narasi2. Deskrepsi3. Persuasi4. Eksposisitarigan1. Tulisan Bernada Akrab Tulisan ini bersifat pribadi yaitu suatu bentuk tulisan yang memnberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam perjalanan diri penulis. Peranan yang paling penting dari tulisan pribadi adalah nilai yang terkandung didalamnya. Penulis akan lebih sadar akan kehidupan itu sebab pikiran-pikiran mengenai kehidupan telah dilestarikan kedalam kata-kata. Tulisan pribadi dapat berbentik buku hariandiary catatan harian journal, cerita tak resmi, suray, dan puisi. Tulisan pribadi ditandai oleh1. Bahasa yang alamiah, wajar, biasa, Ujaran yang normal, lincah, kalimat yang biasa dipakai bebas dari sifat keresmian, maka tulisan pribadi harusa. Hidup, bersemangatb. Lincah, cermelangc. Menarik, memikat, mempesonad. Menyegarkantulisan pribadi dapat berbentuka. Buku harian, catatan harianb. Cerita otobiografic. Lelucon otobiografid. Esai pribadi2. Tulisan Bernada Penerangan Tulisan bernada penerangan bersifat informatif dan membuahkan tulisan yang bersifat deskriptif, bersifat memerikan. Memerikan berarti melukiskan, memaparkan adanya, tanpa menambahi mengurangi keadaan sebenarnya. Karya ini bertujuan mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan,memahami dengan sebaik-baiknya obyek,adegan, pribadi, atau suasana hati yang dialami penulis. Deskrepsi atau pemerian bermaksud menjelaskan, menerangkan ,minat pembaca. Dilihat dari bentuknya maka karya tulis pemerian dapat dibagi ataspemerian factual pemerian pribadi 3. Tulisan Bernada Penjelasan Tulisan yangbernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan berbeda dari tulisan yang bernada penerangan,karena tujuannya tidak hanya menceritakan, memeriakan,ataupun meyakinkan tetapi justru menjelaskan sesuatu pada Tulisan Bernada Mendebat Pengarang menggunakan nada debat atau argumentasi maka hasilnya karya tulis persuasive. Persuasive bertujuan meyakinkan pembaca. Untuk mencapai tujuan itu dituntut beberapa kualitasTulisan persuasif harus jelas dan tertib. Tulisan persuasif harus hidup dan bersemangat. Tulisan persuasif harus beralasan kuat, mempunyai argument-argumen yang logis. Tulisan persuasif harus bersifat dramatik 5. Tulisan Bernada Mengkritik Tulisan yang bernada mengkritik bertujuan menilai atau mengevaluasi karya sastra, agar dapat membawa kritik yang baik. Banyak orang berprasangka jelek terhadap karya sastra. Analisis kritia kita maksudkan suatu upaya yang memacu pada pembuatan pertimbangan atau pengambilan keputusan evaluasi yang dilakukan secara matang, teliti, dan tidak berat sebelah. Tanpa membaca karya sastra, tidak mungkin membiat analisis kritis yang memuaskn. Kegiatan diskusi sastra secara analisis dapat meningkatkan keterampilan membaca dan Tulisan Bernada Kewenangan Tulisan bernada kewenangan atau otoritatif menghasilkan karya ilmiah. Tujuan karya ilmiah yanga bernada otoritatif ini ialah mencapai suatu gelar tertentu. Secara garis besar ada tiga jenis karya ilmiah, dengan masing-masing kewenangan tertentua. Skripsi untuk mencapai sarjana mudab. Tesis untuk mencapai gelar sarjanac. Disertasi untuk mencapai gelar doctorTahap yang dilalui tulisan ilmiah sebagai berikut 1. Memilih topic 2. Membaca pendahuluan 3. Menentukan bibliografi pendahuluan 4. Membuat kerangka pendahuluan.. 5. Membuat catatan 6. Menyusun kerangka akhir 7. Menyusun naskah pertama 8. Mengadakan revisi 9. Menyusun naskah akhir 10. Mengoreksi cetakan percobaan 11. mencetak karya tersebut Adelstein dan Prival,1976;521; klammer; 1978;83B. Fakta atau fiksi Membaca interpretatif adalah mengenal perbedaan antara fakta dan fiksi. Pasda tahap pertma, konsep-konsep fantasi dan realitas diperkenalkan dan dijelasakan dengan ilustrasi, kontras serta membedakan kedua tipe sastra tersebut. Pada tahap kedua, para siswa diajarkan perbedaan anatara fiksi dan non-fiksi dan diterangkan cara-cara menggunakan sumber-sumber ekste4rnal untuk menentukan realitas orang, tempat dan peristiea-peristiwa dalam cerita. Dalam penulisan cerita fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis sebagai berikut a Permulaan dan eksposisib Pemerian dan latarc Suasanad Pilihan dan sarane Saat pentingf Klimaksg Konflikh Komplikasii Pola atau modelj Kesudahan, kesimpulank Tokoh dan aksil Pusat minatm Pusat tokohn Pusat narasio Jarak skalap Langkah Brooks and Wareen ; 1959 644-8khusus bagi fiksi cerita pendek, maka unsur-unsur berikut ini harus dimiliki a Temab Plot, perangkap atau konflik dramaticc Pelukisan watakd Ketegangan dan pembayangane Kesegaran dan suasanaf Sudut pandang point of viewg Focus terbatas dan kesatuan lubis, 1960 14.C. Sifat-sifat tokoh Membaca interpretatif adalah keterampilan menafsirkan sifat-sifat, cirri-ciri tokoh atau character traits. Kata cirri, sifat atau trait disini mengandung pengertian yang mengacu kepada jenis-jenis karakteristik luar yang kongkrit yang mencerminkan kebiasaan, tingkah laku sehari-hari yang bersifat refleksi, tidak menunjukan kecendrungan yang mengandung motifasi tertentu. Cirri-ciri seorang tokoh berdasar tindakan atau tingkah lakunya itu mungkin saja dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimilikinya. Berupaya mengenali sifat-sifat tokoh, menemukan peristiwa atau kejadian yang dapat menunjang pendapat mereka danmembuat ramalan-ramalan mengenai tingkah laku tokoh-tokoh tertentu berdasarkan pengetahuanmereka mengenai sifat-sifat para tokoh tersebut Otto & Chester, 1976 159. Bobot hakkat kemanusian diekspresikan sebagai a Kebutuhan-kebutuhan akan hubunganb Transendens berpisah dari orang lain dan bendac Identitas mengenali atau mengetahuid Kerangka acuan mempunyai cara yang stabilBerdasarkan klasifikasi ciri-cirinya, maka setiap pribadi mempunyai orientasi tertentu diantaranya sebagai berikut a Orientasi reseptif menerima apa sajab Orientasi eksploitatif Orientasi yang bersifat memeras, mengisapc Orientasi penimbunan orientasi yang bersifat menumpik, menimbund Orientasi perdagangan e Orientasi produktifD. Reaksi Emosional Kegiatan membaca interpretative adalah melatih keterampilan menafsirkan reaksi emosional Sesutu karya tulis. Disini dipusatkan pada dua aspek reaksi emosional, yaitu a Reaksi omosional sang pembaca pada anbea tipe karya sastra b Reaksi-reaksi omosional terhadap para tokoh di dalam karya reaksi-reaksi emosional para tokoh dalam cerita-cerita yang mereka baca serta menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara reaksi-reaksi para tokoh fiktif itu dengan reaksi-reaksi mereka sendiri. Emosi mempengaruhi kita dalam kehidupan, baik dalam penyesuaian diri secara perorangan maupun secra kelompok. Mengenai hal ini ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain a Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-harib Emosi mempersiapkan tibuh kita untuk peran tertentuc Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorisd Emosi dapat bertindak sebagai suatu bentuk komunikasie Emosi dapat mengganggu kegiatan-kegiatan mentalf Emosi dapat bertindak sebagai sumber-sumber penilaian osial dan penilaian diri sendirig Emosi dapat mewarnai pandangan dan harapan anak-anak terhadap hidup inih Emosi mempengaruhi interaksi sociali Emosi meninggalkan dampaknya pada ekspresi wajah air muka dan mimicj Emosi dapat memengaruhi iklim psikologisk Responsi-responsi emosional kalau berlangsung berulang-ulang dapat berkembang menjadi kebiasaanCiri-ciri khas emosi-emosi tersebut atara lain a Emosi biasanya kuat, hebat berapi-apib Emosi sering-sering kelihatan munculc Emosi biasanya bersifat sementara atau tidak kekald Response-responsi mencerminkan kepribadiane Emosi sering berganti kekuatanf Emosi dapat ditemukan dengan gejala-gejala tingkah laku Keterasmpilan dan kemampuan menafsirkan gaya bahasa dan bahasa kias merupakan butir kelima dari kegiatan membaca interpretatif. Bahasa diperluas dengan cara memper6kenalkan makna-makna konotatif dan denotative eufenisme da pola-pola bahasa sehari-hari. Melalui penganalisisan karya tulis orang lain dan karya kreatif mereka sendiri. Maka para siswa belajar memahami serta memanfaatkan bahasa imajinatif dengan lebih baik. Bahasa adalah suatu sarana interaksi social, fungsi utamanya adalah kominikasi, korelasi psikologis sesuatu bahasa adalah kompetesi atau kemampuan komunikasi, kemampuan melaksanakan interaksi social dengan bantuan bahasa. Dik, 1979 5. Aspek retoris lainya dari peranan penulisan cerita adalah penggunaan bahasa untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasuif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antar sesama tokoh. Kemampuan penulis mempergunakan bahasa secara cermat dan tepat guna akan dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus-terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Kegunaan lain dari bahasa adalah untuk menandai tema seseorang tokoh. Para peulis dapat memanfaatkanbahasa untuk menghasilkan efek misik yang serupa itu dengan cara menyuruh seseorang tokoh agak sering mengulangi suatu frase yang ingin diperkenalkan. Keterampilan sang pengarang memanfaatkan bahasa untuk menciptakan nada dan suasana yang tepat guna, dapat memukau para pembaca. Berbagai gaya bahasa dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan sang pengarang, antara lain a aliterasi pengulangan bunyi-bunyi yang samab antanaklasis pengulangan kata yang sama dengan makna yang berbedac antitesis perbandingan dua buah kata yang berantonom, berlawanan maknad kiasmus pengulangan serta infersi hubungan antara dua kata dalam kalimate oksimoron pembentukan suatu hubungan sintaksis antara dua buah antonmf paralipsis suatu rumusan yang dipergunakan untuk mengumumkan bahwa seseorang tidak mengatakan yang tidak dikatakanya dalam kalimat itu sendirig Paronomasia penjajaran kata-kata yang bersamaan bunyi tetapi berbeda maknah Silepsis penggunan sebuah kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berpartisipasi dalam lebih dari satu kontruksi sintaksisi Zeugma koordinasi keterbatasan dua kata yanf mempunyai makna yang berbedaF. Dampak Cerita Kegiatan membaca interpretatif menyangkut masalah dampak cerita cerita, suatu keterampilan meramalkan aneka dampak yang mungkin dihasilkan oleh sesuatu cerita. Keterampilan utama yang dituntut disini adalah keterampilan meramalan dalam pelbagai tahap yang terdapat dalam cerita apa yang terjadi berikutnya dan membimbing anak-anak untuk menyadari bahwa dalam setiap situasi tertentu mungkin saja terkandung sejumlah dampak yang masuk akal. Biasanya setiap cerita dapat dibagi atas lima bagian, yaitu a Situasi pengarang mulai melikiskan suatu keadaan atau situasib Generating circumstances peristiwa yang bersangkutpaut, yang berkait-kaitan mulai bergerakc Rising action keadaan mulai memuncakd Climax peristiwa-peristiwa mulai memuncake Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwaPengartian setiap jenis tersebut adalah sebagai berikut 1 Alur gerakDalam bahasa inggis alur gerak ini disebut the action plot. Alur disusun disekitar suatu masalah dan pemecahannya. Alur ini terutama sekali sering pada sastra popular, sastra Alur pedih Disebut the pathetic plot dalam bahasa musibah menimpa seorang pelaku utama yag cantik atau ganteng tetapi lemah. Cerita ini berakhir dengan kesedihan, kepedihan dan menimbulkan rasa kasihan dari para pembaca. Alur seperti ini umumnya terdapat pada novel-novel naturalis abad Alur tragis atau the tragic plotSang pelaku utama, yang masih anteng dalam beberapa hal bertanggungjawab terhadap kemalangan yang menimpa dirinya sendiri, tetapi dia tidak mengetahui hal ini sejak semula. Karenanya, para pembaca mengalami kataris, rasa Alur penghukuman atau the punitive plotDalam alur ini sang pelaku utama tidak dapat menarik rasa simpati para pembaca, walaupun dia sebenarnya mengagumkan dalam bebrapa hal. Cerita berakhir dengan kegagalan sang pelaku Alur sinisSeorang tokoh utama, tokoh ini yang jahat memperoleh kekayaan pada akhir cerita, yang justru sepantasnya medapat Alur sentimentalSeorang tokoh utama yang sering kali lemah mengalami serentetan kemalangan, tetapi justru memperoleh kemenangan atau kejayaan pada akhir Alur kekaguman atau the admiration plotTokoh utama yang kuat, gagah dan bertanggungjawab atas tindakan-tidakannya, mengalami serangkaian mara Alur kedewasaan atau the maturing plotTokoh utama yang memang ganteng dan menarik justru tidak berpegalaman dan bersifat Alur perbaikan atau the reform plotTokoh utama sendiri bertanggung jawab penuh atas kemalangan-kemalangan yang mengganggu Alur pengujian atau the testing plotTokoh itama ini sendiri meninggaalkan serta mengingkari cita-citanya Alur pendidikan atau the education plotDalam alur ini terdapat perbaikan atau peningkatan tokoh utama. Alur ini agak mirip dengan alur kedewasaan, tetapi dalam hal ini perubahan batiniah tidak mempengaruhi prilaku sang Alur penyingkapan rahasia atau revelation plotPada mulanya tokoh utama tidak mengetahui kondisinya sendiri. Lama kelamaan dalam proses jalannya cerita, sang tokoh dapat menyingkapi rahasia pribadinya sendiri. 13 Alur perasaan saying atau the effective plotSikap dan keyakinan tokoh utama berubah, tetapi falsafah hidupnya tidak berubah14 Alur kekecewaan atau disillusionment plotSang tokoh kehilangan idamanya dan jatuh ke dalam jurang keputusasaannya. Pada akhir cerita, pembaca hanya sebentar saja bersimpati kepadanya, selanjutnya diliputi kekecewaan.
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERAL DAN INTERPRETATIF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Sitti Fauziah Muis Abstract Abstrak The results of reading literal and interpretatifunderstanding can be increased by using konstruktivisapproach. It can be seen on the process and the resultthat has been done. On the evaluating of reading literaland interpretatif understanding by using konstruktivismeapproach the students’ motivation is high, students’cooperation is active, self-learning is active, andstudents’ respond is very positive. On the evaluationprocess done by the students either cooperatively orindividually showed as the expected kunci peningkatan kemampuan, membaca literaldan interpretatif, pendekatan konstruktivisme Full Text Untitled DOI Refbacks There are currently no refbacks.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berperan penting bagi kehidupan seseorang sebagai sarana komunikasi serta informasi dalam rangka pengembangan pengetahuan. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat resepif. Dikatakan reseptif karena membaca merupakan suatu kegiatan berbahasa yang bertujuan memperoleh atau memahami informasi dari bahan bacaan. Oleh karenanya membaca memiliki peran penting dalam pengembangan pengetahuan karena sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui membaca Iskandarwassid dan Sunendar, 2015 245.Ada berbagai definisi membaca yang dikemukakan oleh para ahli yang memungkinkan adanya perbedaan pengertian membaca didasarkan pada sudut pandang tertentu. Membaca merupakan proses kognitif yang berupaya untuk menemukan informasi yang terkandung dalam tulisan. Membaca bukan sekadar melihat kumpulan huruf yang berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana, tetapi membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang-lambang tertulis yang bermakna sehingga pesan penulis dapat dipahami oleh pembaca Dalman, 20135.Soedarso 20107 mengemukakan bahwa membaca adalah aktivitas kompleks yang mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Membaca tidak hanya melihat suatu bacaan, tetapi memerlukan konsentrasi untuk memahami dan mengingat-ingat isi bacaan. Tampubolon 2015 5 menyatakan bahwa membaca meliputi kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Pembaca memerlukan teknik yang efektif dan efisien agar dapat memahami isi bacaan. Pembaca yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam menyerap informasi sehingga mengalami hambatan dalam pengembangan 200211 mendefinisikan membaca sebagai proses menyadap extracting dan mengontruksi constructing makna melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa tulis. Pemakaian kata menyadap dan mengonstruksi untuk memberikan tekanan pada pentingnya dan kurang memadainya teks sebagai faktor penentu dalam membaca pemahaman. Pemahaman memerlukan tiga elemen utama, yaitu pembaca yang melakukan pemahaman, teks yang dipahami, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Zuchdi 2008 22 mengemukakan bahwa kemampuan membaca pemahaman terdiri dari tiga komponen utama komprehensi, yaitu pengodean kembali, pemerolehan makna leksikal, dan organisasi dengan pendapat di atas, Mikulecky 2007vi-vii menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan yang kompleks yang melibatkan banyak jenis keterampilan. Kemampuan seorang pembaca dalam memahami dan mengingat apa yang dibaca sebagian besar bergantung pada kemampuan pembaca menerapkan keterampilan itu dalam membaca. b. Tujuan MembacaMembaca sebagai sebuah keterampilan reseptif secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi atau pesan melalui bahasa tulis. Pada dasarnya tujuan membaca ditentukan dan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain informasi yang diperlukan oleh pembaca dan jenis bacaan yang dipilih. Berbagai tujuan membaca dikemukakan oleh para ahli didasarkan pada informasi yang diperlukan bagi pembaca. Nurhadi 20163-4 mengemukakan berbagai tujuan membaca yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembaca. Berdasar tujuan pembaca, selanjutnya dikemukakan berbagai tujuan membaca sebagai Memahami secara detail dan menyeluruh isi Menangkap ide pokok/gagasan utama buku secara Mendapatkan informasi tentang Mengenai makna Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar. Tujuan membaca juga dikemukakan oleh Anderson melalui Dalman 201311 sebagai Membaca untuk memperoleh fakta dan Membaca untuk memperolehh ide-ide Membaca untuk mengetahui urutan/susunan struktur Membaca untuk Membaca untuk Membaca untuk menilai/ Membaca untuk memperbandingkanDari berbagai tujuan seperti dikemukakan Anderson di atas, pada prinsipnya didasarkan pada kepentingan atau tujuan pembaca. Demikian pula bahan bacaan yang akan dibaca perlu disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembaca. Oleh karana itu, pembaca perlu menentukan tujuan membaca sebelum melakukan kegiatan 20159-11 menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan makna bacaan. Makna berhubungan erat dengan tujuan dan keintensifan dalam membaca. Tujuan membaca yang dikemukakannya sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Anderson. Secara rinci tujuan membaca adalah sebagai Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan tokoh, apa yang diperbuat tokoh, apa yang terjadi pada tokoh, atau untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terjadi dalam cerita, apa yang dipelajari atau dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian Membaca untuk menemukan dan mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka, apa yang hendak diperlihatkan kepada pembaca, mengapa para tokoh berubah, dan berhasil atau Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang wajar, lucu, benar dan tidak benar dalam cerita6 Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil, apakah pembaca akat mengikuti apa yang dilakukan tokoh atau bekerja seperti cara Membaca untuk menemukan bagaiman cara tokoh berubah, bagaimana perbedaan kehidupan tokoh dengan kehidupan yang dikenal pembaca, bagaimana persamaan dan perbedaan tokoh dengan apa yang dialami Faktor-Faktor yang Mempengaruhi MembacaMembaca sebagai sebuah keterampilan berbahasa tidak terlepas dari berbagai pengaruh yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan seorang pembaca dalam memahami isi bacaan. Snow 200211-12 mengemukakan bahwa ada tiga elemen utama yang mempengaruhi pemahaman pembaca, yaitu pembaca, teks, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya. Aspek pembaca berkenaan dengan semua kapasitas, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan seseorang dalam kegiatan membaca. Teks adalah teks cetak atau teks elektronik apa pun, sedangkan aktivitas adalah tujuan, proses, dan konsekuensi yang berhubungan dengan kegiatan membaca. Tiga dimensi tersebut membatasi fenomena yang terjadi di dalam konteks sosiokultural yang lebih besar yang membentuk dan dibentuk oleh pembaca yang berinteraksi dengan tiga elemen tersebut. Pembaca, teks, dan aktivitas juga berinterelasi dengan cara dinamis yang berubah-ubah selama proses sisi lain Johnson dan Pearson melalui Zuchdi, 200823 mengemukakan bahwa secara garis besar komprehensi membaca dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu yang berasal dari dalam diri pembaca dan di luar diri pembaca. Faktor- faktor yang berada di dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguisik kebahasaan, minat seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya, motivasi seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas membaca, dan kemampuan membaca seberapa baik pembaca dapat membaca. Faktor-faktor di luar diri pembaca dikategorikan menjadi dua, yaitu unsur-nsur bacaan dan lingkungan pembaca. Unsur-unsur bacaan meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks. Kualitas lingkungan meliputi persiapan guru sebelum, pada saat, dan setelah membaca, cara murid menanggapi tugas, dan suasana umum penyelesaian tugas hambatan , dorongan, dan sebagainya.Selanjutnya Yap via Zuchdi 200825 mengemukakan bahwa kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh faktor kuantitas membaca. Artinya, kemampuan membaca seseorang sangat dipengaruh oleh jumlah waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas membaca. Semakin banyak waktu membaca besar kemungkinan semakin tinggi tingkat komprehensinya atau semakin mudah memahami bacaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Yap terkait perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca yakni 65% ditentukan oleh banyaknya waktu yang digunakan untuk membaca, 25% oleh IQ, dan 10% dari faktor lain berupa lingkungan sosial, emosional, dan kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembaca, Tampubolon 201511 menyatakan bahwa ada enam faktor utama, yaitu 1 kompetensi kebahasaan, 2 kemampuan mata, 3 penentuan informasi fokus, 4 teknik dan metode membaca, 5 fleksibilitas membaca, dan 6 kebiasaan membaca. Dalman 2013 21-22 mengemukakan bahwa membaca dipengaruhi oleh fleksibilitas membaca, yaitu kemampuan untuk mengatur kecepatan membaca dan memilih strategi yang sesuai agar informasi yang diperlukan dapat diterima dengan baik. d. Jenis-Jenis MembacaAda berbagai macam pengelompokan jenis membaca. Klasifikasi jenis membaca didasarkan pada cara pandang para ahli sehingga ada kalanya berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Tarigan 201514 mengelompokkan membaca berdasar dua kategori, yaitu 1 atas dasar terdengar atau tidaknya suara pembaca, dan 2 atas dasar bersuara dan tidaknya, membaca dikelompokkan menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca bersuara. Berdasar keintensifannya dibedakan atass membaca ekstensif dan intensif. Membaca intensif dikelompokkan menjadi tiga yaitu membaca survei, sekilas, dan dangkal. Membaca intensif dibedakan atas membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dikelompokkan menjadi tiga yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu membaca bhasa dan membaca Membaca NyaringTarigan 201523 mendefiisikan membaca nyaring sebagai suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi pembaca atau pendengaruntuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan penulis. Pembaca nyaring pertama-tama harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Pembaca nyaring juga harus memiliki keterampilan menafsirkan bahan bacaan serta kecepatan mata dan pandangan mata. Dalam membaca nyaring, pembaca dituntut untuk memiliki kemampuan mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit dan kompleks. Dikatakan rumit dan kompleks karena di dalam membaca nyaring diperlukan pemahaman terhadap aksara di atas halam kertas serta memproduksi suara yang tepat dan bermakna. Perlu diingat bahwa membaca nyaring pada hakikatnya merupakan masalah lisan Tarigan, 201524.Seorang pembaca nyaring yang baik selalu ingin menyampaikan sesuatu/informasi yang penting berupa informasi baru, suatu pengalaman berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi kepada pendengarnya. Agar dapat membaca nyaring dengan baik pembaca juga dituntut menguasai keterampilan-keterampilan persepsi sehingga dapat memahami kata-kata dengan cepat dan tepat Tarigan, 201527.2 Membaca dalam HatiMembaca dalam hati sesuai namanya adalah kegiatan membaca yag dilakukan tanpa bersuara. Dalam membaca dalam hati pembaca menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan karena tujuan utamanya adalah untuk memperoleh informasi. Membaca dalam hati dibedakan atas membaca ekstensif dan intensif Tarigan, 2015 30-31.a Membaca EkstensifMembaca ekstensif berarti membaca secara luas, yaitu membaca sebanyak mungkin teks dalam waktu yang singkat. Tujuan dan tuntutan dalam membaca ekstensif adalah memahami isi atau bagian-bagian penting sebuah bacaan secara cepat. Membaca ekstensif meliputi membaca survei, sekilas, dan survei biasa dilakukan sebelum seorang pembaca melakukan kegiatan membaca. Membaca survei dilakukan untuk meneliti atau mencermati terlebih dahulu bahan bacaan yang akan dipelajari atau ditelaah melalui cara-cara berikut, a memeriksa, meneliti indeks dan daftar kata yang terdapat dalam buku, b melihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdat dalam buku, dan c memeriksa, meneliti bagan, skema, outline sekilas atau skimming adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi. Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas yaitu a untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bahan bacaan, b untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan, dan c untuk menemukan bahan yang diperlukan dalam kajian dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaranyang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan untuk tujuan kesenangan, membaca ringan sebagai hiburan di waktu kaitannya dengan membaca ekstensif, Mikulecky 20074-5 mengemukakan bagaimana cara memilih buku serta petunjuk dalam membaca ekstensif. Dalam memilih buku atau bahan bacaan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut.a Pilihlah buku yang menarik perhatian anda. Guru atau teman sekelas anda mungkin mempunyai saran yang baik, tetapi pilihlah buku yang terbaik bagi anda, bukan bagi teman atau guru anda.b Pilihlah buku utuh, bukan koleksi artikel atau cerita. Membaca buku utuh dengan satu penulis akan membuat anda menjadi merasa senang dengan gaya tulisan dan kosakatanya.c Hindari buku yang menceritakan apa yang anda sudah familiar karena anda sudah membacanya – mungkin dalam bahasa yang berbeda – atau telah melihat gambar hidup yang dibuat berdasarkan cerita itu. Mengetahui apa yang akan terjadi mungkin membuatnya kurang menarik bagi anda.d Evaluasi buku itu. Untuk menemukan penulis dan genre tipe buku, baca sampul depan dan belakang. Bacalah halaman-halaman pertamanya, untuk menemukan gaya dan subjeknya.e Periksa tingkat kesulitannya. Jika buku itu terlalu mudah, mungkin akan membosankan; jika terlalu sulit mungkin anda menjadi berkecil hati dan berhenti membaca. Untuk menemukan seberapa tingkat kesulitan buku itu bagi anda, perhitungkan sejumlah kata utama pada halaman tertentu yang tidak anda ketahui. Kata utama adalah kata yang harus anda ketahui dengan tujuan mengikuti makna umumnya Jika pada setiap halaman anda menemukan lima kata utama yang tidak anda ketahui maknanya, berarti buku itu sulit bagi anda. Jika tidak ada kata utama yang tidak anda ketahui maknanya, berarti buku itu mudah bagi memperhatikan beberapa hal di atas, Mikulecky 20075 memberikan petunjuk atau arahan dalam kaitannya dengan praktik membaca kritis. Berikut disajikan petunjuk untuk sukses dalam membaca kritis yang dikemukakan oleh untuk Sukses dalam Membaca Ekstensif1 Susunlah tujuan untuk anda sendiri. Tentukan berapa buku yang akan anda baca selama satu semester. 2 Membacalah secara rutin setiap hari. Jadwalkan waktu dan tempat untuk membaca. Membacalah selama 30 menit setiap saat sehingga anda bisa merasa terlibat di dalam buku yang anda baca.3 Bawalah buku anda ke mana saja anda pergi dan bacalah kapan pun anda punya waktu.4 Buatlah jurnal. Tulis reaksi atau tanggapan anda terhadap isi buku itu atau pemikiran apa pun yang ditimbulkan oleh bacaan anda.5 Ketika anda sudah membaca buku itu sampai selesai, selesaikan pula Lembar Respon Buku, seperti Lembar yang ada pada halaman 24. Kemudian buatlah kesepakatan dengan guru anda untuk mengadakan pertemuan pembahasan buku untuk berbagi pikiran dan reaksi anda terhadap isi buku Membaca IntensifMembaca intensif pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami secara mendalam isi atau informasi dalam bacaan. Tujuan utama membaca intensif terletak pada keberhasilan pembaca dalam memahami secara utuh argumen-argumen yang logis, urutan atau struktur teks, pola-pola simbol, nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan penulis, serta sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam hubungannya dengan pemahaman isi bacaan ada berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu kecepatan membaca, kejelasan teks bacaan, dan pengenalan pembaca terhadap isi bahan bacaan Tarigan2015 37.Seperti telah diuraikan di atas, membaca intensif dikelompokkan atas dua jenis yaitu membaca telaah isi dan telaah bahasa. Membaca telaah isi diklasifikasikan menjadi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa dibedakan atas membaca bahasa dan Berbagai Jenis Membaca dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah1 Membaca Cepat Membaca cepat sebagai bagian dari membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa mengabaikan pemahaman. Artinya, dalam proses menbaca kecepatan membaca harus disertai dengan pemahaman isi bacaan secara keseluruhan. Kecepatan membaca juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tujuan membaca, tingkat keterbacaan, bahan bacaan, teknik atau strategi membaca, motivasi serta hal- hal lain sebagai penentu keberhasilan membaca Tampubolon, 20157.Untuk mengukur kecepatan membaca seseorang ada berbagai cara yang dapat digunakan berdasar pendapat para ahli. Tampubolon 2015243-245 mengemukakan bahwa kecepatan membaca seseorang diukur berdasar jumlah kata yang dibaca per menit, sedangkan pemahaman diukur berdasar persentase jawaban benar terhadap pertanyaan isi bacaan. Hasil pengukuran kedua aspek tersebut diintegrasikan sehingga dapat menunjukkan kemampuan membaca secara keseluruhan. Perhitungan tersebut ditunjukkan dengan rumus kata dalam bacaan -x persentase pemahaman isi lama membaca dalam sekon60Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara Hitung jumlah kata yang terdapat dalam sat ugaris penuh dari tepi kiri ke tepi kanan pada suatu halaman bacaan. Tuliskan jumlah itu pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikut tidak perlu Kemudian hitunglah jumlah baris pada halaman yang bersangkutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai separuh dari Panjang baris atau kurang tidak perlu Kalikan jumlah kata a dan jumlah baris pada b. Hasil perkalian inilah jumlah kata kurang lebih yang terdapat pada halaman tersebut, Jika bacaan itu terdiri dari beberapa halaman maka jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris, dan jumlah Jika bacaan terdiri dari kolom-kolom seperti pada surat kabar, cara tersebut a,b,c dapat dipakai tetapi dengan dasar kolom bukan halaman. Untuk mengukur waktu membaca dipergunakan sekon detik karena lama membaca tidak selalu tepat dalam menit. Oleh karena itu, untuk mengukur waktu membaca sebaiknya menggunakan stop watch. Dalam mengukur kemampuan membaca ada dua hal penting yaitu waktu baca dan persentase pemahaman isi. Waktu baca ialah jumlah sekon detik yang dipergunakan untuk membaca seluruh bacaan tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca pertanyaan jika ada. Persentase pemahaman isi ialah persentase jawaban benar atas pertanyaan- pertanyaan yang memudahkan perhitungan kemampuan membaca seseorang, berikut disajikan rumus perhitungan kemampuan membaca seseorang dengan menggunakan simbol-simbol agar mudah dipahami dan digunakan. Rumus tersebut ialah2 Membaca PemahamanMembaca sebagai salah satu keterampilan reseptif yang bertujuan untuk memahami informasi yang disampaikan oleh penulis melalui bahan bacaan. Membaca pemahaman merupakan proses pemerolehan makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuandan pengalaman yang dimilikioleh pembaca dan dihubungkan denga isi bacaan. Hal ini berarti kegiatan membaca pemahaman menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan bacaan sehingga pembaca memahami isi bacaan secara menyeluruh Somadyo, 201110. Membaca pemahaman adalah membaca dengan cara memahami materi bacaan yang melibatkan asosiasi kaitan yang benar antara makna dan pengorganisasian ide, penyimpanan gagasan dan pemakaiannya dalam berbagai aktivitas saat ini atau yang akan datang Yoakam melalui Ahuja,201050. Dalam membaca pemahaman ada tiga komponen utama komprehensi bacaan, yaitu pengodean kembali, pemerolehan makna leksikal, dan organisasi teks Golinkoff melalui Zuchdi, 200822.Membaca pemahaman merupakan proses menyadap extracting dan mengonstruksi constructing makna melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa penulis. Penggunaan kata extracting menyadap’ dan constructing mengonstruksi’ untuk memberikan tekanan pada pentingnya dan kurang memadainya teks sebagai faktor penentu dalam membaca pemahaman. Pemahaman memerlukan tiga elemen utama, yaitu pembaca yang melakukan pemahaman, teks yang dipahami, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya Snow, 200211Ketiga elemen di atas memiliki batasan atau ruang lingkup masing-masing. Elemen pembaca adalah semua kapasitas, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan seseorang dalam kegiatan membaca. Teks adalah teks cetak atau teks elektronik apa pun. Yang berkenaan dengan aktivitas adalah tujuan, proses, dan konsekuensi yang berhubungan dengan kegiatan dimensi tersebut membatasi fenomena yang terjadi di dalam konteks sosiokultural yang lebih besar yang membentuk dan dibentuk oleh pembaca dan yang berinteraksi dengan tiga elemen itu. Pembaca, teks, dan aktivitas juga berinterelasi dengan cara dinamis yang berubah-ubah selama pra-membaca, membaca, dan pasca-membaca. Dalam membaca, kita menganggap ketiganya, masing-masing, sebagai “periode-mikro” microperiods karena penting untuk membedakan antara apa yang pembaca bawa ketika membaca dan apa yang pembaca peroleh dari membaca Snow, 200211-12Untuk memahami sebuah bacaan, pembaca harus memiliki sejumlah kapasitas dan kemampuan. Hal itu mencakup kapasitas kognitif misalnya, perhatian, memori, kemampuan analitis kritis, menyimpulkan, kemampuan visualisasi, motivasi tujuan membaca, minat terhadap konten yang dibacanya, kelihaian- diri sebagai pembaca, dan berbagai tipe pengetahuan kosakata, pengetahuan tentang topik dan domain, pengetahuan linguistis dan wacana, pengetahuan strategi pemahaman tertentu.Ketika pembaca mulai membaca sampai menyelesaikannya kegiatan apa pun berada di tangannya, beberapa pengetahuan dan kemampuan pembaca akan mengalami perubahan. Misalnya, pembaca mungkin mengalami kemajuan domain pengetahuannya selama membaca. Demikian juga, kosakata, pengetahuan kebahasaan atau kewacanaan mungkin juga mengalami kemajuan. Kelancaran juga akan meningkat sebagai fungsi latihan tambahan dalam membaca. Faktor motivasi, misalnya konsep-diri dan ketertarikan pada topik, mungkin berubah pada arah positif atau negatif ketika pengalaman membaca itu berhasil atau tidak berhasil. Sumber perubahan lain yang cukup penting terhadap pengetahuan dan kemampuan adalah pembelajaran yang diterima teks memiliki pengaruh besar terhadap pemahaman. Pemahaman tidak akan terjadi jika semata-mata menyadap extracting makna dari teks. Selama membaca, pembaca mengonstruk gambaran yang berbeda dari teks yang penting untuk pemahaman. Gambaran itu meliputi, misalnya, kode permukaan susunan kata-kata dalam teks, dasar-dasar teks unit gagasan yang menggambarkan makna, dan gambaran model mental yang terkandung dalam teks. Teks itu bisa mudah dan bisa sulit, tergantung pada faktor-faktor yang terkandung di dalam teks, tergantung pada hubungan antara teks itu dengan pengetahuan dan kemampuan pembaca , serta tergantung pada aktivitas keterlibatan pembaca. Snow, 2002 14Membaca tidak terjadi dalam ruang hampa. Membaca dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk mencapai beberapa tujuan. Aktivitas membaca merujuk pada dimensi membaca itu. Aktivitas membaca melibatkan satu tujuan atau lebih, beberapa tindakan yang dilakukan untuk memproses teks, dan konsekuensi dari performa aktivitas itu. Sebelum membaca, pembaca memiliki tujuan, yang bisa ditentukan secara eksternal misalnya, memenuhi tugas kelas atau ditentukan secara internal berkeinginan untuk memprogram sebuah VCR. Tujuan itu dipengaruhi oleh sejumlah variabel motivasional, termasuk minat dan latar belakang pengetahuan terdahulu. Tujuan semula bisa mengalami perubahan selama pembaca melakukan kegiatan membaca. Maksudnya, pembaca mungkin menghadapi informasi yang menimbulkan pertanyaan baru yang membuat tujuan semula menjadi tidak terpenuhi atau tidak relevan lagi Snow, 2002 15.3. Membaca KritisKemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat tetapi juga menemukan makna antar baris, dan makna di balik baris Nurhadi, 2010 59.Membaca kritis yang dilakukan terhadap teks-teks bacaan bisaanya akan menjadi persiapan dalam menghasilkan tulisan. Perpaduan antara membaca dan menulis ini memiliki banyak keuntungan Pertama, anda bisa mengembangkan pemikiran tentang what is dan is not sehatnya sebuah bagian penelitian – sesuatu yang esensial ketika anda merencanakan penelitian empirik anda sendiri misalnya, untuk disertasi. Kedua, anda akan segera mulai mengidentifiksi di mana penelitian yang ada telah mengesampingkan celah yang bisa anda isi dengan penelitian anda. Ketiga, perhatian yang anda berikan pada teks dari penulis yang berbeda secara alami akan mempengaruhi kualitas tulisan anda sendiri. Keterampilan membaca kritis menaksir seberapa besar penulis telah memberikan pembenaran yang cukup terhadap klaim yang dibuatnya. Penaksiran itu bergantung sebagian pada apa yang telah dikemukakan penulis dan sebagian pada pengetahuan, pengalaman, dan kesimpulan lain yang relevan, yang bisa anda bawa ke dalam kerangka itu Poulson, 20047Selanjutnya, Nurhadi 201059 mengemukakan berbagai ciri pembaca kritis. Seseorang dikatakan sebagai pembaca kritis bila 1 dalam kegiatan membaca selalu melibatkan kemampuan berpikir kritis, 2 tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan penulis, 3 membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki, 4 membaca kritis selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan dalam bacaan, 5 membaca kritis adalah mengolah bahan bacaan bukan mengingat, 6 hasil membaca untuk diingat dan dalam membaca kritis ada berbagai jenis keterampilan yang dilakukan. Keterampilan-keterampilan tersebut berkaitan dengan usaha menemukan makna yang tersirat dalam bacaan. Beberapa jenis keterampilan tersebut ialah 1 menemukan informasi faktual, 2 menemukan ide pokok yang tersirat, 3 menemukan unsururutan, perbandingan, dan sebab akibat yang tersirat, 4 menemukan suasana, 5 membuat simpulan, 6 menemukan tujuan penulis, 7 memprediksi dampak, 8 membedakan opini dan fakta, 9 membedakan realitas dan fantasi, 10 mengikuti petunjuk, 11 menemukan unsur propaganda, 12 menilai keutuhan gagasan, 13 menilai kelengkapan antargagasan, 14 menilai kesesuaian antargagasan, 15 menilai keruntutan gagasan, 16 menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan, 17 membuat kerangka bahan bacaan, dan 17 menemukan tema karya sastra Nurhadi,2010 59-60.F. Metode dan Strategi MembacaAda berbagai metode dan strategi membaca yang dapat digunakan dalam prembelajaran membaca di sekolah. Westwood 2001 51 mengemukakan berbagai metode dan strategi yang dapat digunakan secara fleksibel untuk semua kelas atau kelompok anak-anak. Metode dan strategi itu dapat dengan mudah diadaptasi dan diterapkan dengan cara yang lebih terstruktur ketika melakukan tutorial terhadap anak-anak secara individual, yang mengalami kesulitan belajar. Di dalam kasus apa pun, pembelajaran membaca dianggap sebagai proses berpikir; dengan penekanan pada pemahaman. Berikut disajikan berbagai metode dan strategi membaca seperti dikemukakan Westwood 200159-63.1. DRTA Directed reading–thinking activityPendekatan DRTA didasarkan pada hubungan langsung antara proses berpikir dan aktivitas membaca. DRTA merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam memprediksi apa yang akan dikatakan oleh penulis, membaca teks untuk mengonfirmasi atau meninjau kembali prediksi dan mengelaborasi respon Walker melaui Westwood, 2001. Berbagai pertanyaan yang disampaikan guru digunakan untuk mendorong anak berpikir secara analitis dan kritis mengenai “apa” yang mereka baca Rubin, melalui Westwood, 2001.Proses pembelajaran dengan pendekatan DRTA melibatkan pembaca dalam tiga langkah dasar1 memprediksi beberapa informasi yang mungkin ditemukan atau membuat beberapa pertanyaan yang diharapkan mendapatkan jawaban dari membaca teks dengan cermat, dengan senantiasa memikirkan apa yang sudah diprediksikan dan membuktikan – dengan disertai bukti-bukti yang diperoleh dari teks – apa yang telah diprediksi dan dipertanyakan serta membuat kesimpulan- kesimpulan yang didasarkan pada hasil membacaKeterlibatan guru, sebagian besar, mengemukakan pertanyaan yang terfokus dan relevan untuk menggugah pikiran anak• What do you think will happen?• What is this going to be about?• How would she be feeling?• Why do you think that?• Can you prove what you say from something in the book?Pendekatan DRTA bisa digunakan untuk anak dengan tingkat perkembangan membaca apa pun. Pendekatan itu mudah diakomodasikan pada level sederhana dalam pelajaran berbagi-buku shared book atau level yang melibatkan proses berpikir pada tingkat yang lebih tinggi – yaitu bagi pembaca yang lebih dewasa – ketika mereka memproses teks yang lebih sulit. Untuk konteks remedial, DRTA bisa digunakan untuk melibatkan pembaca secara lebih aktif dalam memikirkan apa yang sudah dibacanya, sesudah berjuang mendekode teks yang dibacanya. Bagi beberapa anak yang mengalami kesulitan membaca, untuk mendapatkan keuntungan besar dari DRTA biasanya mereka perlu melakukan baca-ulang agar kelancarannya dalam membaca mengalami peningkatan sehingga usaha kognitifnya bisa mencapai makna setiap Strategi PQRSPada dasarnya, strategi PQRS itu hanya sederhana; rencana tindakan langkah- demi-langkah yang mungkin dipakai anak ketika dihadapkan pada tugas membaca reading assignment Westwood, 1997. Langkah-langkah itu dapat dikemukakan berikut P = preview meninjau. Anak melakukan scaning terhadap sebuah bab atau halaman, untuk menemukan judul, subjudul, diagram, atau gambar. Dengan cara itu, kemungkinan kesan umum mengenai seperti apa teks itu dapat diperoleh. Tanyakan kepada anak atau mintalah anak untuk bertanya pada diri sendiri, “Apa yang sudah saya ketahui tentang teks itu?”b Q = question mempertanyakan. Anak membuat beberapa pertanyaan di dalam hati.• Apa yang dapat saya harapkan ketika belajar dari teks itu?• Adakah informasi yang bisa saya peroleh mengenai berapa banyak butir-butir pembiayaan?• Adakah informasi yang bisa menjawab pertanyaan berikutnya yang ada di dalam lembar pekerjaan rumah saya?• Apakah saya perlu membaca bagian teks itu secara cermat, atau bisakah jika saya hanya melakukan skiming?c R = read membaca Anak membaca halaman itu dengan cermat untuk mendapatkan informasi. Di samping itu, anak bisa melakukan baca-ulang pada bagian-bagian yang sulit. Tanyakan;• Apakah pertanyaan saya sudah terjawab?• Haruskah saya mengeceknya lagi?• Apakah saya sudah memahami apa saja yang ada di halaman itu?d S = summarise meringkas. Anak menyatakan dengan singkat dengan kata- katanya sendiri butir-butir utama yang ada di dalam teks atau menarik kesimpulan atas apa yang sudah Sudiati. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Modul 4 Keterampilan Berbahasa Reseptif. Kemdikbud.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 5 Tahun 2021 Halm 2336 - 2344 EDUKATIF JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar Rahel Sonia Ambarita1, Neneng Sri Wulan2, D. Wahyudin3 Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2,3 E-mail rahelambarita neneng_sri_wulan dwahyudin Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca memahami bacaan dan rendahnya hasil belajar siswa kelas III. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menelaah kemampuan membaca pemahaman, faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman, dan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman pada siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler Purwakarta. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan subjek penelitian 6 orang siswa kelas V SD. Data diperoleh dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler memiliki kemampuan yang cukup dalam kemampuan pemahaman literal dan tergolong kurang dalam kemampuan pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman pada siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler yaitu minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa, sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Solusi yang dapat diterapakan yaitu membiasakan siswa untuk membaca buku, memberikan sarana dan prasarana, dan guru dapat menerapkan model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. Kata Kunci kemampuan, membaca pemahaman. Abstract This research is motivated by the low ability to read and understand reading and the low learning outcomes of third grade students. The purpose of this study is to determine and examine reading comprehension skills, factors causing reading comprehension difficulties, and solutions that can be applied to overcome reading comprehension difficulties in third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler Purwakarta. The approach in this study is qualitative with the research subject of 6 fifth grade elementary school students. Data obtained from observations, interviews, tests, and documentation. The results showed that the third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler had sufficient ability in literal comprehension skills and were classified as lacking in interpretive understanding, critical understanding, and creative understanding skills. Factors causing difficulty in reading comprehension in third grade students of SD Negeri 3 Nagri Kaler are interest and activity in reading activities, and differences in students' abilities, facilities and infrastructure owned by students and the school and family environment. Solutions that can be applied are to familiarize students with reading books, provide facilities and infrastructure, and teachers can apply appropriate models, strategies, and learning methods for students. Keywords ability, reading comprehension. Copyright c 2021 Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin Corresponding author Email rahelambarita ISSN 2656-8063 Media Cetak DOI ISSN 2656-8071 Media Online 2337 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 PENDAHULUAN Membaca adalah salah satu bagian dari aapek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap manusia terutama seorang siswa. Adapun empat keterampilan yaitu berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Jika seseorang banyak melakukan kegiatan membaca, otomatis akan menambah pembendaharaan kata, menambah pengetahuan, melatih alat ucap, melatih daya nalar, dan juga mampu memberi tanggapan terhadap isi bacaan yang dibacanya. Farr menyatakan bahwa Reading Is The Heart Of Education yang berarti membaca adalah jantung Pendidikan Puspitasari, 2015. Membaca mempunyai peran penting selain untuk mendapatkan informasi dan juga dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Menurut Pramila dan Ahuja manusia yang memiliki kemampuan membaca dengan baik maka dia sudah mencapai suatu keterampilan yang paling berharga dalam hidupnya. Pendapat lain dari Burn tentang pentingnya keterampilan dan kemampuan pada setiap orang yaitu karena kemampuan membaca merupakan suatu kemampuan yang mutlak dan harus dikuasai oleh masyarakat yang lebih maju. Membaca juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Membaca tidak hanya digunakan dalam mata pembelajaran bahasa Indonesia saja melainkan untuk semua mata pelajaran karena sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca. Menurut Cicilia dan Nursalim membaca memiliki tujuan untuk mencari informasi yang dalam suatu teks bacaan, baik informasi yang tersurat fakta maupun tersirat inferensi Cicilia & Nursalim, 2019. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab III pasal 4 ayat 5 yang membahas tentang Prinsip-prinsip Penyelengaraan Pendidikan disebutkan bahwa pentingnya pembelajaran membaca bagi seluruh warga masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa setiap manusia harus memiliki keterampilan dan kemampuan membaca karena dengan membaca manusia dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan untuk kelancaran hidupnya. Keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran dan menambah pengetahuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan membaca mereka. Oleh karena itu, pengajaran membaca memiliki posisi strategis yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua orang dan masyarakat menyadari hal ini, sehingga membaca belum menjadi kebutuhan dasar dan dasar. Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menyatakan keterampilan membaca diperoleh dan dipelajari di sekolah Maulana, dkk., 2017. Berkaitan dengan hal tersebut maka siswa dapat menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan keterampilan membaca melalui kegiatan belajar mengajar KBM di sekolah. Semakin terampil seseorang memahami sebuah bacaan, maka semakin jelas dan terbuka jalan pikirannya. Dalam belajar membaca, anak harus mengerti hubungan antara membaca dan isi dari bacaan. Pengajaran membaca harus memberikan pengertian kepada anak bahwa ketika membaca mereka juga harus menghasilkan pemahaman. Membaca pemahaman yaitu suatu kegiatan dimana seseorang memahami isi bacaan, dan dibatasi pada pertanyaaan tentang apa, mengapa, bagaimana, dan menarik kesimpulan berdasarkan dari suatu bacaan. Kemampuan pemahaman yang dimiliki seseorang bukanlah kemampuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, melainkan hasil dari proses belajar dan adanya latihan yang tekun. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan untuk menangkap pokok pikiran yang mendalam sehingga pembaca memliki kepuasan tersendiri setelah membaca dalam Rahayu, 2012. Menurut Kusman kemampuan membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama dan teliti oleh pembaca untuk mengasah kemampuan membaca secara kritis dengan tujuan memahami bacaan secara rinci Prihatsanti et al., 2018. Membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Membaca pemahaman memiliki tujuan dimana pembaca dapat mengambil makna dari isi bacaan yang telah dibaca menurut Farida dalam Laily, 2014 tujuan membaca pemahaman yaitu kesenangan, memaksimalkan membaca nyaring, menggunakan strategi yang tepat, menambah pengetahuannya tentang suatu topik, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah diketahuinya, memperoleh informasi untuk 2338 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 laporan lisan maupun tertulis, mengkonfirmasi dan menolak suatu dugaan/prediksi, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Santosa mengungkapkan bahwa membaca pemahaman adalah lanjutan dari membaca dalam hati, dimana kegiatan tersebut mulai diberikan di kelas 3 Santoso et al., 2020. Pendapat tersebut didukung oleh BSNP dalam Basuki, 2011 211 dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP pembelajaran tentang membaca pemahaman sudah dimulai pada kelas III dengan standar kompetensi memahami teks, dengan kompetensi dasar membaca intensif teks 100-150 kata, dan menceritakan kembali. Semakin tinggi tingkatan kelas, maka semakin kompleks pemahaman anak yang dituntut dalam membaca. Seperti pada kelas V anak dituntut untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan teks yang sudah dibaca. Pengajaran membaca dianggap telah berakhir ketika seorang siswa dapat membaca dan menulis permulaan yang dilaksanakan di kelas I dan II sekolah dasar Rahim, 2008. Selanjutnya, pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai dengan kelas VI, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas-kelas tinggi seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II sekolah dasar. Padahal, membaca tidak hanya sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan, namun melibatkan pemahaman terhadap apa yang dibacanya, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Smith Somadayo, 2011 9 mengatakan bahwa dalam kegiatan membaca pemahaman bertujuan untuk menghubungan informasi lama dengan informasi yang baru, untuk mendapatkan sebuah pengetahuan yang baru. Smith mengelompokkan tingkat keterampilan membaca pemahaman menjadi empat kategori, yaitu pemahaman literal, artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan. Pemahaman interpretatif. Menurut Tarigan dalam Dalman, 2013 88 mengemukakan ada enam tujuan membaca interpretatif, yaitu maksud pengarang, sifat-sifat tokoh, fakta atau fiksi, reksi emosional, gaya bahasa, dampak cerita atau wacana. Pemahaman kritis. Pada pemahaman kritis pemabaca tidak hanya mampu menangkap makna tersurat dan tersirat. Pembaca pada tingkat ini mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan. Pemahaman kreatif. Membaca kreatif yaitu proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengombinasikan pengetahuan yang sebelumnya didapatkan Dalman, 2018 127. Namun saat ini, Indonesia masih dikatakan kategori rendah dalam kemampuan membaca yang melibatkan pemahaman. Berbagai penelitian membuktikan seperti studi Internasional yaitu Program Student Assesment PISA tahun 2006 menunjukkan hasil kemampuan literasi membaca siswa di Indonesia mendapat skor rata-rata 393 Tjalla, 2010. Kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh kemampuan yang masih rendah, diantaranya dalam hal memahami ide paragraf, membaca grafik, memahami hubungan antar fakta, hubungan logika linguistik, dan menemukan ide bacaan. Studi lain yang berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman di Indonesesia yaitu Progress in International Reading Literacy Study PIRLS yang merupakan studi internasional berkaitan dengan literasi membaca siswa sekolah dasar dikoordinasikan oleh The International Association for the Evaluation of Educational Achievement IEA. Dalam studi yang dilakukan PIRLS, ada dua aspek yang diukur yaitu 1 tujuan membaca, dan proses pemahaman. Pada tahun 2006, Indonesia menduduki nomor 41 dari 45 negara yang telah disurvei Musfiroh dan Listyorini, 2016. Lalu, di tahun 2011 PIRLS kembali melakukan studinya dimana kemampuan membaca siswa sekolah dasar pada kelas IV, 25% siswa mencapai tingkatan intemediate, 30% siswa mencapai tingkatan very low, 40% siswa mencapai tingkatan low. Dan hanya 5% siswa yang mencapai tingkatan advance dan high. Berdasarkan observasi lapangan dan hasil wawancara guru kelas III ketika dilakukannya PPLSP maupun kegiatan lainnya, didapatkan informasi bahwa siswa belum memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Data awal yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh dari guru wali kelas III SD Negeri 3 Negeri Nagri Kaler pada tanggal 09 Maret 2021. Peneliti mendapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa kelas III belum mampu dalam melakukan kegiatan membaca pemahaman, bahkan ada beberapa 2339 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 siswa kelas III yang belum lancar membaca. Menurut guru kelas III, siswa kesulitan memaknai bacaan dan menceritakan kembali. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam mengerjakan tugas, soal ulangan harian, dan penilaian tengah semester, sehingga hasil belajar siswa tergolong rendah. Menurut Somadoyo seseorang dapat dikatakan memahami bacaan apabila pembaca dapat mengenal kata-kata dan kalimat dalam bacaan serta mengetahui makna secara kontekstual, menghubungkan makna dari pengalaman yang dialami pembaca dengan makna dalam bacaan, dan membuat penilaian terhadap isi bacaan dari pengalaman membaca Rachman, 2019. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian “Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler” untuk mengetahui penyebab dan untuk menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini dibatasi pembahasannya yaitu hanya untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler, faktor penyebab yang menjadi kesulitan membaca pemahaman kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler, dan solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Nagri Kaler. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kuantitatif dan kualitatif biasanya dibedakan dengan penggunaan angka kualitatif dan kata-kata kualitatif atau berdasarkan pernyataan tertutup hipotesis kuantitatif dan pernyataan terbuka hipotesis kualitatif. Padahal, tingkat perbedaan antara keduanya sebenarnya bergantung pada asumsi filosofis, yaitu dasar penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat sebagai objek penelitian, sehingga dapat mendeskripsikan ciri, ciri, ciri dan model dari fenomena tersebut Sanjaya, 2013. Studi kualitatif ini mengadopsi perspektif induktif, berfokus pada makna individu dan mengubahnya menjadi kompleksitas masalah. Menurut pendapat Suwendra 2018 7 penelitian kualitatif adalah pencarian intensif berdasarkan beberapa analisis data, menggunakan prosedur ilmiah untuk menghasilkan kesimpulan naratif baik tertulis maupun lisan. Menurut Nawawi data pada pendekatan ini dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dikumpulkan dari berbagai sumber Rachmansyah, 2019. Penelitian ini dilakukan dan dilaksanakan di SD Negeri 3 Nagri Kaler yang terletak di Jalan Veteran Gg. H. FIRDAUS No. 12 RT. 44 Nagrikaler, Kec. Purwakarta, Kab. Purwakarta Prov. Jawa Barat. Kegiatan penelitian atau waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2021. Peneliti ingin menganalisis kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III di salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Purwakarta yaitu SD Negeri 3 Nagri Kaler. Adapun subjek dalam penelitian kualitatif ini adalah 6 orang siswa kelas III. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Adapun aktivitas dalam analisis data dalam penelitian ini yaitu a. Reduksi Data Data Reduction. Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian di lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti. b. Penyajian Data Data Display. Display data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola da hubungannya. Display data dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran penelitian secara menyeluruh atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang sedang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Kesimpulan Data Verification. Kesimpulan data merupakan upaya mencari makna, arti dan penjelasan dari data yang dikumpulkan dan telah dianalisis untuk mencari masalah- 2340 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 masalah yang penting. Kesimpulan dalam kualitatif merupakan sebuah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. dalam Cahyono, 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas III yaitu BF, AP, DH, MR, SN, dan KT dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 1 Hasil Penilaian Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Adapun hasil penskoran tersebut dapat diketahui dengan kualifikasi dan dikonversikan Hamzah, 2014 279 dengan rumus menjadi sebagai berikut Tabel 2 Hasil Penskoran Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Dapat diketahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III di SD Negeri 3 Nagri Kaler memiliki kualifikasi yang berbeda dan perolehan skor yang berbeda-beda. Dalam indikator pertama yang digunakan untuk penelitian membaca pemahaman ini yaitu pemahaman literal, menunjukkan dimana BF dan DH masih kurang. BF dan DH belum mampu menjawab soal-soal dengan pencapaian indikator yang diharapkan. Sedangkan untuk AP, MR, SN, dan KT sudah cukup baik dalam menjawab pada indikator ini. Sebagaimana Dalman 2013 berpendapat bahwa membaca adalah memahami secara terperinci dan menyeluruh isi dari suatu bacaan dan mendapatkan informasi. Nilai yang didapatkan siswa BF, AP, DH, MR, dan SN dalam kemampuan pemahaman interpretatif kemampuan dalam menentukan pokok pikiran suatu bacaan tergolong kurang. Kelima siswa tersebut belum mampu untuk menentukan pokok pikiran pada paragraf dalam suatu bacaan. BF, AP, DH, dan SN hanya menuliskan kalimat pertama dan kedua dari paragraf sedangkan MR menuliskan pertanyaan pada jawaban. Untuk KT sudah cukup mampu dalam indikator ini. Untuk menentukan pokok pikiran siswa tidak hanya membaca teks begitu saja tanpa memahami isi bacaannya, sehingga dapat menarik inti dari bacaan tersebut. Selanjutnya nilai yang didapatkan dalam memberikan pendapat dan menuliskan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri BF, AP, DH, MR, SN, dan KT masih tergolong kurang. BF, AP, DH, MR, SN, dan KT mengalami kesulitan ketika menyusun kata-kata menggunakan bahasa sendiri. Terlihat pada saat menjawab pertanyaan BF, AP, DH, MR, 2341 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 SN, dan KT bingung, berusaha untuk menadapat jawabannya dengan membaca berulang kali teks yang dibaca. Hidayah 2011 berpendapat bahwa anak usia 9-11 tahun pada umumnya berada pada tahap ketiga yaitu mampu menguasai informasi dari bacaan dan memahami apa yang dibaca. Berdasarkan hasil kegiatan penelitian ditemukan penyebab kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD, faktor tersebut dapat dilihat dari faktor internal dalam diri siswa dan faktor eksternal luar diri siswa. Adapun faktor internal yaitu minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa. Di sekolah dasar masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam membaca disebabkan karena kurang minatnya membaca buku. Menumbuhkan minat baca di sekolah dasar bukan hal yang mudah, tetapi tetap harus diusahakan dan hal ini membutuhkan kerjasama antara guru dengan siswa Saputro et al., 2021. Sedangkan faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Pada hakikatnya kemampuan pemahaman yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Soedarso Soedarso, 2010 23 berpendapat bahwa kemampuan pemahaman seseorang tergantung pada pemebendaharaan kata yang dimilki, jangkauan mata, latar belakang sebelumnya, minat, kecepatan, tujuan membaca, keluwesan mengatur kecepatan, keakraban dengan ide yang dibaca dan kemampuan intelektual. Faktor tersebut bisa datang dari internal dan eksternal. Faktor internal anatra lain berupa minat, itelegensi, sikap, bakat, motivasi, dan lain sebagainya. Dan faktor eksternal antara lain berupa latar belakang sosial dan ekonomi, sarana dan prasarana membaca, dan kebiasaan membaca. Beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan membaca menurut Lamb dan Arnold dalam Laily, 2014 yaitu, faktor fisiologis, faktor itelegensi, faktor lingkungan, dan psikologis. Solusi yang didapat dari guru kelas untuk mengatasi siswa kelas III yang kesulitan dalam membaca pemahaman yaitu memfokuskan siswa dalam kegiatan membaca dan membuat siswa tertarik dalam kegiatan membaca. Begitu juga didapatkan solusi dari kepala sekolah yaitu diperlukannya dorongan dan motivasi dari guru dan orang tua siswa. Selain itu, evaluasi di akhir pembelajaran untuk mengetahui sampai mana kemampuan siswa. Peranan orang tua dalam memberikan motivasi dan memberikan fasilitas berbagai jenis buku bacaan di rumah sangat penting. Dengan adanya motivasi dari orang tua anak akan merasa semangat dan berusaha untuk belajar. Menurut Lee, dkk. upaya orangtua menciptakan situasi minat belajar anak adalah dengan memberikan dukungan kepada anak agar mempunyai kesadaran tinggi yang berasal dari diri sendiri, orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan belajar anak di sekolah, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca Diniaty, 2017. Selain itu, solusi ataupun upaya untuk mengatasi kesulitan siswa yaitu guru dapat menerapkan model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa kelas III SD. Berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru salah satunya yaitu model pembelajaran POE Predict Observe Explain. Model ini diperkenalkan oleh Gustone dan White di tahun 1995 Probing Understanding dalam Fathonah, 2016 172 yang mengacu pada teori belajar konstruktivis. Dalam model pembelajaran ini siswa membangun pengetahuan awalnya sendiri dengan bantuan guru. Guru berperan untuk menggali pemahaman peserta didik dengan cara memberikan tugas utama yaitu, predict memprediksi, observe mengamati, dan explain menjelaskan. Pada tahap memprediksi, siswa akan memprediksi/menebak yang akan terjadi terhadap suatu contoh masalah yang disampaikan oleh guru dan menuliskan pada selembar dan kemudian akan dikumpulakan kepada guru. Selanjutnya tahap mengamati, guru akan membentuk sebuah kelompok kecil 4-5 anak. Mereka akan melakukan sebuah percobaan ataupun mempratikkan berkaitan dengan contoh permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Percobaan dilaksanakan untuk mengamati dan menguji kebenaran prediksi yang telah ditulis siswa sebelumnya. Guru membimbing siswa sesuai dengan langkah kerja yang telah di tahap terakhir yaitu tahap menjelaskan. Setelah melakukan percobaan dalam kelompok kecil yang telah dibentuk, setiap kelompok akan menuliskan hasil dari percobaan dan menyusun hipotesis dari hasil percobaan tersebut. Selanjutnya mereka menjelaskan perbedaan prediksi awal dengan hasil 2342 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 percobaan yang dilakukan. Fathonah 2016 171-178 berpendapat bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Strategi Sustained Silent Reading SSR adalah salah satu komponen dari Whole Language. Sustained Silent Reading SSR dikembangkan oleh Routman dan Frooze yang merupakan kegiatan membaca di dalam hati. SSR adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dengan membaca dalam hati. Dalam kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk memilih buku atau materi yang akan dibacanya sendiri. Siswa memilih bacaan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga mereka dapat menyelesaikan membaca bacaan tersebut Iskandar, 2016 6. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang menarik dari berbagai buku atau sumber sehingga memungkinkan siswa memilih materi bacaan. Hal ini akan membuat peserta didik lebih tertarik untuk melakukan aktivitas membaca karena peserta didik sendiri yang akan memilih buku yang akan dia baca. Ghearnurma mengungkapkan bahwa strategi SSR dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca anak Gheanurma & Hari, 2013. Metode SQ3R Survey, Question, Reading, Recite, and Review dirancang oleh Robinson pada tahun 1961. SQ3R adalah sebuah metode untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Pada metode ini hal yang dilakukan adalah membaca sekilas, bertanya, membaca, menjawab, dan meninjau kembali. Menurut Burns dalam Artu, 2014 109 metode SQ3R lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja sama kelompok, siswa saling membantu sehingga tidak sulit untuk menulis dan menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga tahap selanjutnya kegiatan pembelajaran membaca dapat dilaksanakan dengan tepat, seperti meringkas bacaan, menceritakan kembali, memberikan pertanyaan apresiasif atau aplikatif. Hal ini dibuktikan oleh Sugiharti dan Destianingsih yang mengatakan bahwa metode SQ3R adalah metode membaca yang sangat baik terutama dalam membaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat setelah diterapkannya metode SQ3R pada proses pembelajaran Sugiharti et al., 2020 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan membaca pemahaman, faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman, dan solusi untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler, dapat dikemukakan sebagai berikut a. Siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler yaitu BF, AP, DH, MR, SN, dan KT dalam kemampuan pemahaman literal menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan tergolong dalam klasifikasi cukup karena siswa mampu menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan isi bacaan. Sedangkan untuk tiga indikator kemampuan pemahaman yang lain yaitu kemampuan pemahaman interpretatif menentukan pokok pikiran, pemahaman kritis memberikan pendapat/tanggapan, dan pemahaman kreatif menceritakan kembali isi cerita menggunakan bahasa sendiri siswa BF, AP, DH, MR, SN, dan KT tergolong dalam klasifikasi kurang; b. Faktor penyebab kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut antara lain, minat dan aktivitas dalam kegiatan membaca, dan perbedaaan kemampuan yang dimiliki siswa. Sedangkan faktor eksternal yaitu sarana dan prasarana yang dimilki siswa dan lingkungan sekolah dan keluarga. Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, maka secara umum kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 3 Nagri Kaler tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari empat indikator kemampuan membaca pemahaman, siswa hanya mampu memenuhi satu indikator yaitu kemampuan pemahaman literal; c. Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III SD yaitu pihak sekolah memfokuskan siswa dalam kegiatan membaca, membuat siswa tertarik dalam kegiatan membaca, dan melakukan evaluasi di akhir pembelajaran. Begitu juga dorongan dan motivasi dari guru dan orang tua siswa. Guru didiharapkan mampu menggunakan model, strategi, dan metode yang tepat pada kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran POE, Strategi Sustained Silent Reading SSR, dan metode 2343 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 SQ3R Survey, Question, Reading, Recite, and Review sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan membaca pemahaman siswa kelas III. DAFTAR PUSTAKA Artu, N. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3R. Jurnal Kreatif Tadulako, 22, 105–113. Http// Basuki, I. A. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes Lokal. Bahasa Dan Seni, 39 Nomor 2, 202–212. Cicilia, Y., & Nursalim, N. 2019. Gaya Dan Strategi Belajar Bahasa. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 13, 138–149. Https// Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Rajagrafindo Persada. Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Rajagrafindo Persada. Diniaty, A. 2017. Dukungan Orangtua Terhadap Minat Belajar Siswa Amirah. 90–100. Fathonah, F. S. 2016. Penerapan Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11, 171–178. Https// Gheanurma Ekahasta Novarina, G., & Hari Satrijono, H. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Sustained Silent Reading Ssr Pada Kelas III SDN 3 Gemaharjo Trenggalek Tahun Pelajaran 2012/2013. Hamzah, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jurnal Perseda, 2. Hidayah, R. 2011. A. Pendahuluan. Mi. Iskandar, N. 2016. Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Laily, I. F. 2014. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Memahami Soal Cerita Matematika Sekolah Dasar. Eduma Mathematics Education Learning And Teaching, 31. Https// Maulana, Panjii Dan Akbar, A. 2017. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Di Sekolah Dasar. 52, 46–59. Musfiroh Dan Listyorini. 2016. Konstruk Kompetensi Literasi Untuk Siswa Sekolah Dasar. 119–134. Http// Vijai/12/ Prihatsanti, U., Suryanto, S., & Hendriani, W. 2018. Menggunakan Studi Kasus Sebagai Metode Ilmiah Dalam Psikologi. Buletin Psikologi, 262, 126. Https// Puspitasari, D. 2015. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Pendek Melalui Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity DRTA Pada Siswa Kelas V Sd Negeri I Rabakkabupaten Purbalingga. Metafora, 21. Rachmansyah, M. R. 2019. Evaluasi Studi Kelayakan Bisnis Studi Kasus Di Speedtunertm Autowardrobe Domisili Surabaya. Rahayu, P. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011/2012 Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. 2344 Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar – Rahel Sonia Ambarita, Neneng Sri Wulan, D. Wahyudin DOI Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 5 Tahun 2021 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 Santoso, Sulikhah, & Utomo, S. 2020. Pengaruh Teknik Survey Question Read Reflect Recite Review Sq4R Dan Teknik Skema Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Sd Negeri Kelas Iii Di Kecamatan Karanganyar Demak. KREDO Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 32, 365–385. Https// Saputro, K., Sari, C., & Winarsi, S. 2021. Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Discovery Learning Berbantuan Media Audio Visual Di Sekolah Dasar. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 35, 1911-1920. Soedarso. 2010. Speed Reading Sistem Membaca Cepat Dan Efektif. Gramedia Pustaka Utama. Somadayo, S. 2011. Strategi Dan Teknik Pembelajaran Membaca. Graga Ilmu. Sugiharti, R. E., Pramintari, R. D., & Destianingsih, I. 2020. Indonesian Journal Of Primary Education Metode SQ3R Sebagai Solusi Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. 42, 238–247. Suwendra, I. W. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan, Dan Keagamaan. In Nilacakra Publishing House, Bandung. Tjalla, A. 2010. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau Dari Hasil-Hail Studi Internasional. Seminar Nasional FKIP-UT, 3, 1–22. Http// ... Semakin bertambahnya kata yang dibaca tentu akan menambah kosakata baru sehingga memudahkan dalam mengolah kata dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga diungkapkan oleh Ambarita et al. 2021 yang menyatakan bahwa ketika seseorang sering melakukan kegiatan membaca maka otomatis akan bertambah tingkat perbendaharaan kata, menambah pengetahuan, melatih alat ucap, melatih penalaran, serta ia akan mampu untuk memberikan tanggapan terhadap isi suatu bacaan. Sehingga manfaat dari memiliki kemampuan membaca yang baik bukan lagi sebagai formalitas dalam pembelajaran namun untuk memperkaya kualitas diri. ...... Membaca pemahaman sendiri diartikan sebagai kemampuan seseorang memahami isi yang terkandung dalam suatu bacaan. Ambarita et al. 2021 menjelaskan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan dimana seseorang memahami isi atau bacaan yang dibatasi oleh pertanyaan apa, mengapa, bagaimana serta menarik kesimpulan berdasakan isi bacaan tersebut. Membaca pemahaman dikaitkan dengan usaha dalam memahami poin-poin penting yang ada dalam bacaan. ...Nadella Neno Christian DharuHikmah Eva TrisnantariStrategi pembelajaran merupakan perencanaan, metode, atau rangkaian aktivitas-aktivitas dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, demikian juga pada mambaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan membangun atau merekonstruksi pesan atau makna yang terdapat di dalam bacaan dengan melibatkan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga dapat mengerti ide pokok, beberapa detail penting dan atau keseluruhan isi dari bacaan. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa Siswa Kelas IV dan V memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Sehingga peneliti mendeskripsikannya dalam sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang perencanaan pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman di Sekolah Dasar Negeri 3 Jabalsari Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung dan metode pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman di Sekolah Dasar Negeri 3 Jabalsari Kec. Sumbergempol Kab. Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subyek dari penelitian ini yaitu Guru Kelas IV dan V. Dari kegiatan penelitian di dapat bahwa perencanaan pembelajaran pada membaca pemahaman yaitu penyusunan RPP tidak spesifik untuk membaca pemahaman, akan tetapi memasukkan poin-poin membaca pemahaman serta tujuan pembelajaran dengan domain kognitif dan mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Lalu metode pembelajaran pada kemampuan membaca pemahaman yaitu dengan cara mendorong partisipasi siswa untuk aktif dengan mengarahkan siswa untuk diskusi kelompok maupun klasikal serta dengan cara memotivasi siswa untuk berpikir tingkat tinggi melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi dimana siswa ditekankan untuk menyampaikan pendapat atau berargumen mengenai hasil setelah mengolah bacaan.... Menurut Pramila dan Ahuja seseorang yang memiliki kemampuan membaca dengan baik maka orang tersebut sudah mendapatkan hal yang sangat berharga dalam kehidupannya. Ambarita et al., 2021. kemampuan membaca juga merupakan suatu dasar dalam meguasai semua bidang studi, oleh sebab itu seorang peserta didik harus pandai dalam membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. ...... Membaca pemahaman ialah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap ilmu serta informasi yang semakin berkembang pesat. Ambarita et al., 2021 tujuan dari membaca pemahaman yaitu, memaksimalkan peserta didik dalam membaca nyaring, menggunakan strategi yang tepat, menambah pengetahuannya tentang suatu topik, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan maupun tertulis, mengkonfirmasi dan menolak suatu dugaan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang kritis Laily, 2014. Menurut Moebs dan Weilbelzahi yang dikutip dari Husama 2014. ...Nafilah KhairunnisaIka YatriTahun 2020 adalah munculnya virus Covid-19 di Indonesia. Kasus virus Covid-19 merubah sistem pembelajaran di seluruh dunia. akibat dari masa pandemic Covid-19 peserta didik kelas IV mengalami penurunan pada kemampuan membaca pemahaman. Seiring berjalannya waktu kasus Covid-19 mereda, hal ini membawa pengaruh baik terhadap sistem pembelajaran, karena kebijakan pemerintah mulai menerapkan sistem pembelajaran tatap muka 50% dan e-learning 50%. model pembelajaran blended learning sangat cocok diterapkan pada proses pembelajaran. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap kemampuan membaca peserta didik kelas IV SDN Lenteng Agung 07. penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. populasi penelitian ini ialah peserta didik kelas IV SDN Lenteng Agung 07 yang terdaftar sebagai peserta didik pada semester genap tahun ajaran 2021-2022. Sampel pada penelitian ini terdiri dari kelas eksprimen dan kelas kontrol, di ambil menggunakan teknik cluster random sampling. kelas ekperimen terdiri dari 30 peserta didik dan kelas kontrol terdiri dari 30 peserta didik. kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran blended learning, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan model konvensional. instrument pada penelitian ini berupa test posttest only, yaitu berupa 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay. hasil posttest kelas eksperimen sebesar 82,93 dan kelas kontrol sebesar 58,96. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada pebelajaran blended learning terhadap kemampuan membaca peserta didik kelas IVdilihat dari hasil akhir pengujian Effect Size dan diperoleh Effect Size sebesar Lebih lanjut, bahwa membaca merupakan suatu mode seseorang dalam mendesain sebuah amanat atau pesan, Anggraini, 2019. Kemampuan berbahasa dibagi menjadi empat bagian, dan salah satu kemampuan berbahasa adalah membaca, Ambarita et al., 2021. Selanjutnya, membaca memiliki dua jenis, yaitu membaca nyaring yang merupakan membaca dengan bersuara, dan membaca dalam hati yang merupakan membaca tanpa suara, Suparlan, 2021. ...... Perolehan pengetahuan banyak dilakukan oleh siswa melalui membaca, dalam hal ini membaca pemahaman. Lebih lanjut, pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya diperoleh dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari Fathonah2016;Amadiliana at al 2021;Ambarita at al 2021;Dahlani 2019. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan memahami isi teks merupakan prasyarat penting untuk menguasai dan meningkatkan pengetahuan siswa. ...Siti Fani MuliawantiArsyi Rizqia Amalian Iis NurasiahTaslim TaslimPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa SDN 1 Sagaranten. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 1 Sagaranten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan cara mencari informasi berkaitan dengan permasalahan, dijelaskan dengan tujuan yang ingin dicapai, merencanakan bentuk pendekatan, serta mengumpulkan data atau hasil sebagai laporan penelitian. Dengan hasil yang menentukan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 1 Sagaranten dalam kriteria penilaiannya adalah kurang, dengan rata-rata nilai sebesar 59,4. Solusi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, yaitu dengan membina siswa untuk membaca buku, memberikan sarana dan prasarana, dan penerapan model, strategi, serta metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.... Hal ini berarti membaca merupakan kegiatan melihat serta memahami sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui makna yang terkandung dalam teks bacaan tersebut. Sedangkan menurut Ambarita et al., 2021, membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Membaca pemahaman memiliki tujuan dimana pembaca dapat mengambil makna dari isi bacaan. ...... Pada proses belajar mengajar, peneliti membuat cerita pendek bertemakan wayang sukuraga secara mandiri, dan siswa memperagakan wayang sukuraga yang mempunyai pesan moral untuk kehidupan sehari-hari. Menurut Ambarita 2021, membaca pemahaman adalah salah satu kemampuan yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan siswa akan ilmu dan informasi yang senantiasa berkembang. Hal ini sejalan dengan penggunaan cerita pendek yang bertemakan wayang sukuraga setara dengan mengenalkan kultur asli lokal juga perkembangan budaya khususnya budaya Sukabumi. ...Natasya Syifa Aviani Astri SutisnawatiIrna Khaleda NurmetaSri NoviantiPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui cerita pendek wayang sukuraga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK yang terdiri dari 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD Negeri Cipamingkis yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 4 siswi perempuan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, dan tes. Hasil penelitian dapat dibuktikan dengan peningkatan pada nilai siswa yang tuntas pada kriteria ketuntasan minimal KKM yang semula 60% siklus I menjadi 100% pada siklus II.... Sebagai usaha dalam mengatasi kesenjangan tersebut, guru perlu memahami dan memilih model untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran sebagai pembelajaran membaca guna mengasah keterampilan berbahasa di sekolah dasar. Ambarita et al., 2021 berpendapat bahwa keterampilan dalam memahami bacaan memerlukan ketekunan dan konsentrasi bukan mengandalkan genetik dari orang tua, maka dari itu perlu adanya penerapan model yang tepat untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Bistari 2015, berpendapat bahwa model pembelajaran adalah proses yang sistematis di mana pengalaman belajar diatur dan dirangkai sedemikian rupa agar tercapainya tujuan pembelajaran. ...Axelia RamadhaniSiti HalidjahThis study's purpose is to analyze how the SQ4R learning model has affected the reading comprehension abilities of fourth graders at SD Muhammadiyah 2 Pontianak. A quasi-experimental design with an unequal control group is the sort of research methodology that was employed. All 127 pupils in Grade IV Regular at SD Muhammadiyah 2 Pontianak made up the study's sample. Because the sample utilized was a representative sample of the population, the sampling approach employed was a nonprobability sampling technique with purposeful sampling. The method of gathering the data is a measurement method. Multiple choice questions served as the research tool. The average post-test value for the experimental class was on average, compared to for the control class, according to the analysis of the data. Ha is accepted based on the t test calculation findings, which came out with a The outcome is in the medium criterion according to the findings of the impact size calculation. The adoption of the SQ4R learning model survey, question, read, reflect, recite, review has a favorable impact on the reading comprehension abilities of fourth grade pupils at SD Muhammadiyah 2 Pontianak, it may be determined.... Selanjutnya yaitu pemahaman kritis, pada pemahaman kritis pemabaca tidak hanya mampu menangkap makna tersurat dan tersirat. Pembaca pada tingkat ini mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan dan pemahaman kreatif Ambarita, Wulan, & Wahyudin, 2021. Kesuksesan dalam membaca teks memerlukan kemampuan dalam mengidentifikasi makna yang terkandung dan memahami arti dalam kalimat dalam teks tersebut, sehingga dari pemahaman tersebut dapat mengidentifikasi dan memberikan interpretasi. ... Imam SuhaimiTujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengamati kemampuan iterpretasi makna pada teks Bahasa Inggris mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kahuripan Kediri, subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 program studi akuntansi Universitas Kahuripan Kediri yang akan mengambil mata kuliah English for Specific Purposes ESP. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif melalui wawancara, observasi kelas, dan tes, analisis yang digunakan yaitu menggunakan teori Furtus yang terdiri dari Main Idea, inference, reference, author tone, dan constitution. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencarian main idea dan inference menjadi bagian yang paling sulit dari seluruh bagian yang dilakukan oleh mahasiswa... Salah satu jenis membaca adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman erat kaitannya dengan esensi atau inti dari sebuah bacaan Abidin, 2012;Afrianti & Marlina, 2020;Ambarita et al., 2021. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat apabila bacaan yang diberikan meliputi informasi-informasi yang bisa membentuk kepribadian dan juga attitude siswa. ...Irfan Fajrul FalahRita KusumahMuhafidinDiantara beberapa jenis membaca, membaca pemahaman dianggap yang paling kompleks karena melibatkan pengetahuan dan juga pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Di tingkat sekolah dasar, kemampuan ini belum mendapat perhatian yang maksimal terutama dari guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan mengembangkan bahan bacaan yang relevan dengan kehidupan mereka yang dalam hal ini di basiskan pada kearifan lokal. Dengan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, proses pembelajaran disinyalir akan lebih efektif sehingga berdampak terhadap kualitas pembelajaran. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran respon siswa terhadap bahan ajar membaca yang dikembangkan yakni bahan ajar membaca berbasis kearifan lokal. Penelitian ini sendiri menggunakan metode kualitatif dengan teknik penyebaran angket. Angket sendiri terdiri dari beberapa pernyataan yang sederhana dan didistribusikan kepada siswa kelas 5B di SDN Cigugur Kabupaten Kuningan. Adapun angket tersebut meliputi pertanyaan terkait display atau tampilan, konten dan juga kebermanfaatan yang dirasakan. Berdasarkan hasil dari angket yang telah didistribusikan, respon yang ditunjukan oleh siswa terhadap bahan ajar membaca berbasis kearifan lokal yang disusun berada dalam level baik. Hal ini terlihat dari skor rata-rata yang lebih dari 70 % yang terdapat dalam tiga aspek yakni tampilan, konten materi dan juga manfaat yang study aims to describe the implementation of the GLS program which focuses on the habituation stage to foster student interest in reading at SDN Bakalan Krajan 2 Malang City and describe the obstacles and solutions during the implementation process. This research uses a qualitative approach with a qualitative descriptive type of research. Data collection techniques used to obtain data are observation, interviews, and documentation. The results showed that the indicators of implementation that had been met in the implementation of the GLS program were viewed from the habituation stage, namely the 15-minute reading activity was carried out every day at the beginning of the lesson and had read aloud and read silently, there was a school library, class reading corner, campaign posters. reading, a variety of text-rich materials in every classroom, creating a text-rich, public engagement environment. For indicators that have not been achieved, namely recording in the diary the title and name of the author of the book that has been read as well as the involvement of teachers, school principals, and other education personnel in the 15-minute reading activity. The obstacles experienced and their solutions were related to reading activities and the infrastructure that supports the GLS program. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian program GLS yang berfokus pada tahap pembiasaan untuk menumbuhkan minat baca siswa di SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang dan mendeskripsikan kendala serta solusi selama proses pengimplementasian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keterlaksanaan yang sudah terpenuhi dalam pelaksanaan program GLS yang ditinjau dari tahap pembiasaan, yaitu kegiatan 15 menit membaca dilakukan setiap hari di awal pelajaran dan sudah melakukan membacakan nyaring dan membaca dalam hati, terdapat perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, poster kampanye membaca, macam-macam bahan kaya teks di setiap ruang kelas, menciptakan lingkungan kaya teks, keterlibatan publik. Untuk indikator yang belum tercapai yaitu mencatat di catatan harian judul dan nama pengarang buku yang sudah dibaca serta keterlibatan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain dalam kegiatan 15 menit membaca. Kendala yang dialami beserta solusinya yaitu terkait kegiatan 15 membaca dan sarana prasarana yang menunjang program PuteriMuhamad FerdiansyahMurjainah MurjainahMembaca pemahaman merupakan salah satu komponen penting yang harus dikuasai siswa, Hanya saja kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah dan kurangnya media yang mendukung pembelajaran. Tujuan penelitian ini yakni untuk menghasilkan produk berupa media komik proklamasi untuk kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian pengembangan yang dilakukan dengan model pengembangan ADDIE. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni ahli media, ahli Bahasa, ahli materi, dan 27 siswa kelas V SD. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan angket. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, wawancara, validasi penilaian ahli media, bahasa dan materi, lembar respon siswa, lembar tes dengan teknik pretest dan posttest. Data yang diperoleh pada penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan data deskriptif kualitatif berdasarkan wawancara dan observasi kemudian dikuantitatifkan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari skor uji N-Gain guna mengetahui efektivitas media komik untuk kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase hasil analisis ahli media, materi, dan bahasa 81,7% termasuk ke dalam kategori layak. Kemudian, tanggapan siswa sangat baik saat menggunakan komik sebagai media pembelajaran dengan presentase 95%. Hasil N-gain tes siswa termasuk ke dalam kategori peningkatan sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan media komik layak digunakan untuk kemampuan membaca pemahaman Sarah AlpianIka YatriPemahaman termasuk dalam aspek membaca yang sangat penting pada kegiatan membaca, Jadi, tujuan dari membaca adalah pemahaman bukan kecepatan, dan kemampuan membaca merupakan kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa dan juga hambatan yang dialami siswa dalam membaca pemahaman. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa berada di kategori cukup, dengan memperoleh nilai rata-rata 57. Adapun penyebab siswa mengalami hambatan dalam membaca pemahaman, yakni kurangnya motivasi dan minat, kebiasaan yang susah fokus, keadaan siswa yang tidak mempunyai banyak pegangan buku, dan sarana prasarana sekolah yang tidak begitu DiniatyMinat mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya minat, siswa akan lebih konsentrasi, semangat, gembira, tidak mudah bosan, dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sehingga dengan demikian siswa mencapai suatu keberhasilan belajar. Minat belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan dari luar diri individu, salah satu faktor dari luar diri adalah dukungan orangtua. Minat belajar siswa yang tidak terlepas dari dukungan orangtua karena orangtua adalah orang yang sangat urgen dengan diri siswa. Dukungan yang diberikan orangtua berupa dukungan emosional seperti kepedulian, perhatian, motivasi kepada anak siswa, dukungan penghargaan berupa dorongan positif atau reward, dukungan instrumental berupa fasilitas belajar, biaya, dan dukungan informasi berupa petunjuk, saran, nasehat, berbagi pengalaman yang diberikan orangtua kepada anaknya yang berperan sebagai siswa dalam belajar. Adanya dukungan orangtua tersebut akan memicu minat siswa dalam CiciliaNursalim NursalimPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji teks, buku-buku dan naskah publikasi mengenai gaya dan strategi belajar bahasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya belajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran menunjuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik menunjuk pada gerakan Emirina, 2009. Hakikatnya strategi pembelajaran bahasa dapat diuraikan mengacu pada keterampilan berbahasa yang dicapai. Oleh karena itu, berbagai strategi berikut dijelaskan dengan mempertimbangkan empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Karena kompetensi bahasa adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh sesorang, hal ini menjadi dasar yang dikuasai dalam kehidupan bermasyarakatSulikhah SulikhahSlamet UtomoSantoso SantosoThe purpose of this study to determine the effect of Question Survey Technique Read Reflect Recite Review SQ4R Technique and Scheme Technique to improving comprehension reading skills of Indonesian language Lesson. The research is Quasy Experiment with the design of Non Equivalent Control Group Design. The population in this study were third grade students of Govermant Elementary School of KaranganyarDemak. Sampling technique used purposive sampling. The sample size were 40 respondents in SDN Undaan Kidul I and 40 respondents in SDN Cangkring B. This research instrument used a questionnaire. The data analysis technique used paired t test and Mann Whitney test. The results of the study get a score before the SQ4R action is with the category of incomplete and of the category of completion. Posttest stage gets a score of with a good category complete. In the Schema action get a score before the action in the incomplete category and in the complete category. In the posttest stage get a score of with a good category complete. The results of the Paired Samples T Test for SQ4R measures p value and in the scheme p so that it shows the influence of Survey Question Read Reflect Recite Review SQ4R and Scheme techniques for increasing reading comprehension skills in Indonesian subjects. Mann Whitney analysis results obtained p 0,000, which shows the differences in the influence of Survey Question Read Reflect Recite Review SQ4R Techniques and Scheme Techniques on improving reading comprehension skills in Indonesian a research method, case studies are often used in qualitative research, but there is no agreement on research procedures. Case studies have been widely used in psychology, which is not only used in the context of research but it has different meanings. The purpose of this article is to provide a description of the case study as a research method, by providing an overview of the procedures for conducting research which includes when case studies can be used, research design, data collection, data validity, and data analysis. This article seeks to help emerging researchers in the field of psychology with several views from Robert Yin and Robert Stake. This article helps researchers to familiarize themselves with the procedures of qualitative research using case studies. A case study approach that is applied correctly can be a valuable method for conducting research, especially in the field of psychology as a means of developing theory, evaluating programs, developing Musfiroh Beniati LestyariniThis study aims to 1 describe the literacy components based on the PIRLS version, 2 identify the constructs of reading literacy competence for Grade IV of the elementaryschool, and 3 make a draft of the constructs of literacy competence for Grade IV of theelementary school in the Indonesian version. The data were collected through literaturereview, interviews, and focus group discussion. They were analyzed by the qualitativedescriptive technique. The results are as follows. First, the literacy components basedon the PIRLS version comprise the reading literacy concept, assessment framework,benchmark, literary text components, and assessment system determination. Second, thereading literacy competence is constructed as the competence to read and comprehendliterary and informative texts, based on four cognitive levels, from a variety of text typesin line with the social context around the students and the national context. Third, theconstructs of literacy competence in the Indonesian version consist of 2-5 difficult words,a text length of 200 words, the composition of low to high cognitive levels of 30-30-3010,textthemessuitabletoIndonesianconditionandculture,cleartextillustrations,andtables/ basis for developingeducational policies in Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3RN ArtuArtu, N. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review SQ3R. Jurnal Kreatif Tadulako, 22, 105-113. Http// Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes LokalI A BasukiBasuki, I. A. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional Dan Tes Lokal. Bahasa Dan Seni, 39 Nomor 2, Menulis. Rajagrafindo PersadaDalmanDalman. 2018. Keterampilan Menulis. Rajagrafindo Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah DasarF S FathonahFathonah, F. S. 2016. Penerapan Model Poe Predict-Observe-Explain Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11, 171-178. Https//
ciri ciri kemampuan membaca interpretatif